catatanku

Rabu, 09 Februari 2011

Dark Forest Mystery (DFM) part 2 bagian 1

Memulai Penyelidikan
(sudut pandang Saki)


"Ah, akhirnya datang juga!Sini!sini!"
Aku sedang berada di peron Shinkansen stasiun Kyoto.
Yuka dan Akira mulai mengerinyitkan kening sambil melihat tingkah lakuku itu.
"Saki, kenapa teriak-teriak".
"Iya sampai semua orang menoleh kekita".
"Masa gitu saja heboh. Aku lagi minder, nih!tukasku.
"Saki, jangan-jangan kamu lagi bingung ya?"tanya Kaoru.
Aku melihat seorang pria berbadan besar dan berkeringat berdiri tidak jauh dariku, sambil mengipitkan sebuah bungkusan besar. Pria itu celingak-celinguk sambil memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Aku memang suka usil . Nah, sekarang aku terus saja teriak-teriak untuk menarik perhatian pria itu. Ah, syukurlah dia melihat kearah kami. Aku menarik nafas lega.
" Sini! Disini" teriak ku.

Namaku Sakiko Saito. Nama gadisku sebelum menikah adalah Sakiko Aizawa. Usiaku 18 tahun dan aku baru saja menikah empat bulan yang lalu. Tapi Hiroki Saito, suamiku sedang tugas di inggris. Aku tetap berada di jepang untuk melanjutkan kuliah. akhirnya aku hidup sendiri walaupun sudah menikah. akhir-akhir ini aku banyak mengalami kejadian.
sekarang kami sedang di stadiun Kyoto untuk mengantar teman pulang ke Hokkaido. Sebenarnya kami susah payah menyembunyikan keberadan Akira. Akira adalah pemusik terkenal yang selalu menjadi idola cewek-cewek.
"Hei,hei... jangan-jangan itu Akira Ryudo si pemain biola terkenal itu!"
"Tidak mungkin."
Usia Akira, Yuka dan aku(Saki) sama. Akhirnya orang yang kami tunggu itu muncul juga tapi dia hanya seorang diri dengan membawa dua koper.
"Sepertinya dia datang seorang diri, ya."
"Ya, hanya sendirian."
"seharusnya ada seorang lagi yang bersamanya"
Orang itupun mendekati kami. Dia membungkukkan badannya dengan sopan.
"Terima Kasih karena kalian dengan sengaja mengantarku kemari."ucapnya.
"Asukai-san,jangan segan-segan seperti itu."
"Asukai-san kenapa anda datang hanya seorang diri? Dimana orang itu ?! tanyaku
"Sebenarnya tadi kami bersama-sama tapi saat kami tiba di depan stasiun tiba2 dia menyuruhku duluan. aku mau tanya apa dia ketinggalan sesuatu, tapi dia hanya menraruh jari telunjuknya di bibir dan berlalu secepat angin."
"Masa dia menghilang begitu saja!" tukasku.
"Kemarin malam dia berubah pikiran dan berpikir untuk tidak ikut kembali ke Hokkaido. Dia memutuskan untuk tetap tinggal disini. Tapi dia bilang kalau seharusnya dia tidak di sini, akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke hokkaido." kata detektif Asukai.
Kaoru memandangiku sambil menyeringai.
"Aku ingat ucapan orang itu, dia ngomong dengan ekpresi yang menyebalkan.
"Kemarin adalah kemarin. hari ini adalah hari ini. dan orang yang terikat masa lalu tidak akan bisa melangkah maju." itu adalah kata-kata favorot orang itu lho! Makanya dia mengambil keputusan seperti itu... "ujar Kaoru.
"Kaoruuuu!" tukasku kesal.
Kaoru Kikuchi adlah mantan pacar yuka. Sekarang yuka berpacaran dengan Keijiro.Tapi sepertinya Kaoru tidak menyerah begitu saja. Kaoru adalah mahasiswa kedokteran dari sebuah universitas ternama. Dia memang cerdas, punya watak yang keras dan pantang mengerah.
"Mungkin dia tidak bermaksud menghilang seperti itu mungkin saja dia membeli kado sebagai tanda perpisahan untuk saki. Mungkin saja dia sedang membeli karangan bunga.
Kaoru jangan ngaco. Kasihan sakikan jadi cemas,"tukas Akira membelaku dengan beraninya.
"Aku bukannya ngaco, cuma mempersiapkan hati saki saja, kok.!" sahut Kaoru.
Aku rasa mukaku benar-benar menjadi pucat pasi. Jika orang itu tidak naik Shinkanse, dia bisa saja pulang ke HOkkaido dengan menggunakan pesawat dari Osaka. Jika memang demikian, pria bodoh itu bisa saja berdalih macam-macam. Ah sebal! Aku jadi cemas sendiri.
Yuka memang pencemas.
"Sudahlah ! Apa boleh buat . Mungkin dia memang ingin tetap tingggal di Kyoto," Sahutku.
"Sudahlah, dia mau pulang ke Hokkaido atau tudak itu terserah dia, apa bedanya bagi dia. mau dia berhenti dari kepolisian sekali pun itu terserah dia, mau dunia berakhir sekali pun aku idak peduli lagi ! semoga aku tidak bertemu dia lagi hingga ajal tiba." tikasku.
"Sa...saki...!
Tiba-tiba adsa suara yang memanggilku.
"Oi...Maaf, ya. Bikin kalian kesal!"
Aku medengar suara yang tak asing lagi ...
Huh, sebal! tapi akhirnyaku menoleh ogah-ogahan juga. Ku lihat orang yang kami tunggu-tunggu itu datang berdiri di pintu peron.
" Saki , kamu memang luar biasa! Kamu memang telah menyakitiku. Sejak berpisah berpisah di hotel kemarin malam , aku selalu membayangkan sosokmu yang berdiri dan mengantarkanku di stasiun kyoto. Dan kamu lebih cantik daripada yang aku bayangkan.!" ujarnya.
Orang yang kami nanti itu adalah seorang pria yang dandy(aku nggk thu jg apa itu dandy, kalau shabat blogger tahu coment ya...). Namanya Teruhiko Hoshikawa, dia anggota kepolisian Hokkaido, ucapannya selalu membuat orang-orang di sekitarnya tertawa, dia tipe orang yang suka mengagumi diri sendiri, mempunyai percaya diri yang berlebihan.
Aku mengenalnya saat kami mengadakan perjalanan ke Hokkaidotempo hari. Saat itu kmai sedang menangani sebuah kasus pembunuhan. Dia bilang kalau dia jatuh cinta padaku saat pandangan pertama, dan dia sangat terkejut saat tahu kalau aku baru saja menikah. Saat ini dia sudah tahu bahwa kami akan pergi ke Kyoto dia menawarkan diri untuk membantu. Dia berada di kyoto untuk menyelidiki sebuah kasus. Kami dapat kesempatan membantunya dan akhirnya kasus itu terpecahakan juga berkat campur tangan Yuka, Aku tidak merasa begitu gembira.
"Gara-gara kasus yang sedang ku tangani aku tidak punya waktu luang umtuk jalan-jalan denganmu, Saki..." ujar Hoshikawa.
"Hoshikawa-san, hentikan semua kekonyolanmu itu!sebaiknya kamu kembali saja ke Hokkaido"Ujarku saking kesalnya.
"Begitukah?"
"Ya! kasihan pacarmu, dia sudah menunggumu!"
"Oh, ya!Dia sudah mencampakkan ku, kok!aku merasa menjadi seorang pria yang tidak berarti. Saki silahkan saja kalau kami mau tertawa, tapi aku akan merindukanmu."sahutnya.
"Saki, jika kamu menyuruhku kembali kehokkaido, Walaupun anak panah turun dari surga atau malah peluru kendali sekalipun, aku akan pulang ke Hokkaido untuk menuruti keinginanmu. Aku ingi membuatmu tersentuh dengan ketulusanku! kuharap kamu dapat mencintaiku dan memutuskan untuk berpisah dengan suamimu. Oh jika kamu benar-benar menginginkanku untuk kembali ke HOkkaido dalam waktu sedetik aku akan melompat ke Shinkansen... Sayonara semuanya! Aku tidak akan melupakan peron disini karena disinilah aku menyaksikan kecantikanmu. Aku akan pulang ke Hokkaido. Tapi aku tidak akan melupakan kejadian pagi ini sampai kapanpun...baik siang maupun malam..."

Untunglah saat itu pintu kereta terbuka. Kaoru, Kiichiri dan Keijiri membantu Detektif Asuka membawa barang masuk ke dalam kereta, Akira menatap mereka lekat-lekat.
"Entah mengapa , Jika Hoshikawa-san tidak ada, aku merasa sedih,"ujar Akira.
Mendengar ucapan Akira seperti itu spontan aku mencubit pantatnya. Akira dengan marah.
"Aduuuh,!"
"Ada apa Akira?"tanya Yuka.
Yuka yang tidak melihat kejadian tersebut berpaling kearajha kami. Akira tertawa saja.
"Ah... tidak ada apa-apa kok." Akira berpaling ke arah ku
"Saki, awas lho!"
"Huh! lihat saja sendiri kalau berani ! jangan sampai kamu ngomong, jika hoshikawa-san tidak itu! kalau kamu bicara seperti itu, awas saja! aku tidak akan memaafkanmu!kataku pedas.
walau aku bicara seperti itu pada Akira tapi Yuka malah bicara dengan lemah lembut pada Hoshikawa-san.
"Semoga kita bisa bertemu lagi,ya!
Aku sebal sekali mendengarnya.
Dia pun berbicara dengan bangganya bahwa dia akan segera datang secepat mungkin dan bla...bla..bla..
Langsung saja aku potong pembicaraannya.
"Hoshikawa-san, ayo cepat naik sana"tukasku buru-buru.
"Aku pikir, kekasihmu akan senang melihat mukamu muncul di jendela kereta,"cetusku.
Semua teman-temanku berpaling melihatku. Memang aku terkesan mengusirnya.
"Ya...terima kasih."ucap detektif Asukasai.
"Mmmm... Aku merasa bahwa aku sangat beruntung dapat bertemu dengan kalian. Aku tidak pandai berbicara, sejak bertemu dengan kalian aku merasa bahwa aku akan lebih kuat berusaha. Aku ingin sekali dapat memecahkan kasus seperti Nona Yuka kudo. Mereka pun masuk, dan pintu kereta dengan cepat tertutup dan kereta melaju dengan berlahan-lahan dan menghilang dari pandangan mata kami.
"Lihat! Saki jai tidak bersemangat, apakah dia sedih dengan kepergiannya?" goda Kaoru.
"Apa??? Sedih! aku sekarang tahu tabiat kalian semua!Yuka, Keiichiro,Keijiro, Kaoru, Akira bahkan Ruri, kalian semua sangat suka melihat orang menderita! dasar manusia yang tidak punya hati! tukasku.
"Sudahlah! aku pergi dulu, ya!"sela Ruri
"Apa kamu benar mau jalan-jalan sendirian di kyoto. kamu tidak mau, ya, melakukan penyelidikan bersama kami!"tanyaku
Keiichiro sangat menyukai Ruri, di depan teman-temannya dia terlihat sangat pintar tapi jika di depan Ruri dia akan berubah menjadi seekor kucing. Kalau sudah seperti itu kami sangat kesal bahkan dia tidak pernah mengatakan bahwa dia suka pada Ruri karena saking tegangnya berhadapan dengan Ruri.

Pagi ini.
Keadan Keiichirosama saja... malah saat sarapan pagi ini dia mengatakan hal yang konyol.
"Aku pikir... hari ini aku akan ikut kalian menyelidiki kasus itu." ujarnya.
kami semua jadi kaget. Karena memang kami berencana mau pergi ke Sekolah asrama Keirinkan untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi sekitar 12 tahun yang lalu. Tapi apa yang di katakan bocah ini sungguh kejam terhadap Ruri, bagaimana tidak Ruri yang susah payah untuk minta cuti kerja dan pergi ke sini dan sekarang dia di biarkan saja sendiri untuk melihat kota Kyoto ini...(sungguh terlalu kamu keiichiro). Padahal kami sudah berencana untuk membiarkan mereka jalan berduaan...
Yaaaa akhirnya Ruri sendirian jalan-jalan di kyoto ini. Dan tujuan utama kami datang kesini adalah sekolah asrama Keirinkan.

Pertualangan di mulai...goooo
"Hah...gerbangnya seperti itu..."
Aku terbengong-bengong melihat gerbang sekolah Keirinkan begitu juga teman-teman. Situasi yang sesuai dengan catatan tersebut. Dalam catatan itu, gerbang sekolah di gambarkan secara terperinci. Dan sekarang yang terlihat di pelupuk mata kami adalah gerbnag sekolah Keirinkan. Gedung bergaya barat dengan warna menyolok ini berlantai tiga terbuat dari batu bata. sekolah ini didirikan pada zaman meiji.
"Aku merasa seperti ada kenangan dalam gedung iitu." kata Akira.
"Jadi ingin sekolah di tempat ini, ya?"tukas ku.
"Gedung sekolah yang sangat indah ..." ucap Yuka.
Semua siswa bersekolah di sini tinggal di asrama. Walaupun setiap malam sibuk, tapi hidup di asrama itu menyenangkan.
"Eh... ada apa Yuka?
"Eh... tidak... ku pikir hidup di asrama dengan Saki itu menjengkelkan."
"Apa? enak saja ngomong, emang kenapa gitu?"tukasku.
"Apa ya..."
Situasi di sekolah serasa tenang. tidak ada suara apapun. Mungkin karena saat ini telah memasuki liburan musim panas, sehingga para murid pulang kampung. Yang terdengar hanya suara daun-daun dan cicit burung-burung. Keijiro tersenyum kearahku. Pandangan mata keijiro itu seolah-olah mengajak kami untuk berjalan kembali. Yang akan menemui pimpinan sekolah itu adalah Aku, Yuka, Keiichiro, dan keijiro.

Karena peristiwa pembunuhan berlalu selama 12 tahun, mungkin si pembunuh pun merasa mungkin dirinya tidak akan tertangkap. Tapi jika dia mendengar kabar bahwa ada sekelompok detektif yang akan menyelidiki, mungkin dia akan melarikan diri. Makanya kami harus berhati-hati. Kami mengaku sebagai utusan dari kantor asuransi dan pengacara yang di tunjuk oleh keluarga Satoru Kai. Kedatangan kami adalah untuk memeriksa kebenaran ' kecelakaan' yang menimpa Satoru Kai. Di depan pintu gedung sekolah Akira dan Kaoru memisahkan diri dari kami, mereka akan menunggu kami di hutan di belakang gedung sekolah ini.
Seorang pria separuh baya menyambut kedatangan kami dan menyantarkan kami ke ruang kepala sekolah.
"Silahkan. Bapak pimpinan telah menunggu anda semua."
Pria itu berjalan mendahului kami, dan tiba-tiba dia berhenti di sebuah ruangan dan mengetuk pintu.
"Ada orang-orang dari kantor Sakurazaki"kata pria setengah baya.
"persilahkan mereka masuk." terdengar suara sahutan
Saat kami memasuki ruangan ada seorang pria berdiri di balik meja besar menghadap jendela.
"Selamat datang. Perkenalkan saya Fritz Akiyama. Silahkan duduk!"
Aku kaget, ternyata Akiyama-san yang mengenakan jaket warna biru gelap itu orang asing, usianya sekitar 60-an , Rambut,kumis dan janggutnya warna seputih salju. Senyumannya yang ramah menghiasi wajahnya. Sepertinya Akiyama-san adalah guru yang baik dan lembut.
"Terimakasih karena anda berkenan menerima kami."ucp Keiichiro.
Dibanding Keiichiro didepan Ruri tadi sekarang dia telah kembali menjadi pria dewasa seperti biasanya. Keiichiro memperkenalkan kami satu persatu. Akiyama-san sangat senang dengan kedatangan kami.
"Kami ingin bertanya kepada anda sehubungan dengan peristiwa beberapa tahun yang lalu.
"Sejak saya menerima telpon dari kalian, saya jadi ingat peristiwa 12 tahun yang lalu."
"Apa anda masih mengingat kejadian yang lalu."
"Iya...Peristiwa yang menjadi pada musim panas itu tak kan pernah terlupakan."
Akiyama-san yang sedari tadi duduk sekarang berjalan ke arah mejanya dan mengambil sebuah buku yang kelihatan sudah usang.
"Sesaat setelah kalian menelpon saya langsung teringat ini, ini adalah jurnal harian pada saat itu."
"Peristiwa itu terjadi pada musim panas 12 tahun yang lalu pada tanggal 10 Agustus. Pada saat itu saya belum menjabat sebagai pimpinan tapi masih sebagai kepala sekolah. Pada tanggal kejadian itu saya tugas keluar kantor. Setelah selesai, saya langsung pulang kerumah. Pada pukul 20.00. saya mendapat telpon dari pengawas asrama. Beliau bilang kalau seorang siswa SMP hilang. Sya kaget, dan langsung menuju asrama dengan mobil. Siswa yang hilang itu masih duduk di kelas 2 SMP. Namanya Satoru Kai. Asrama ada 2, yaitu asrama Shion dan Kakai. Asrama itu terletak di tempat yang terpisah, yang menelpon saya pada waktu itu adalah guru yang mengawasi asrama Shi-on Namanya Hagiwara-san. Menurut teman sekelas Satoru, anak itu memang hari ini tampak aneh. Sebelum tengah hari, dia terus menerus berada di perpustakaan. Saat makan siang dia duduk di tempat yang biasanya, pada saat makan malam para siswa merasa heran karena hingga waktu makan malam berakhir Satoru tidak muncul-muncul di ruang makan."kata Akiwara-san
"Pertama-tama, teman sekelas Satoru mengira kalau dia tidak enak badan dan pergi ke ruang kesehatan. Temannya itu meminta juru masak untuk membuatkan masakan untuk Satoru dan diantarakan ke ruang kesehatan tapi Satoru tidak ada disana, di kamar juga kosong. Dia pun mencari keliling asrama tapi tidak juga di temukan, saat itu teman-temannya belum cemas mereka pikir mungkin Satoru pulang kampung tanpa ngomong dulu. Satoru memang terkenal pendiam... yang biasanya kalau dia pulang kampung hanya guru pengawaslah yang tahu.Tapi..."
"TApi sebenarnya Satoru tidak pulang kampung..."
"Ya... Satoru sama sekali tidak pernah pamitan pada pengawas asrama. Untuk berjaga-jaga pengawas asrama menelpon ke rumah Satoru. Tapi orangtuanya mengatakan bahwa Satoru tidak pulang. Dia itu siswa yang patuh...dia tidak mungkin keluar asrama tanpa izin dari pengawas asrama. Saat pengawas asrama memeriksa kamar Satoru, ternyata dia pergi masih mengenakan seragam musim panas. semua teman-temannya menjadi gelisah.
Jika dia mendapatkan kecelakaan dengan masih mengenakan seragam sekolah maka dengan mudah pihak rumah sakit pasti akan menghubungi kami, tapi tidak ada.
Kemudian pengawas asrama, Hagiwara-san menghubungi Akiyama-san. saat itu para siswa dan pengawas telkah berkumpul untuk melakukan pencarian.
"Pertama-tama kami mencari di lingkungan sekolah kemudian diluar lingkungan sekolah dan akhirnya kami putuskan untuk mencarinya di hutan tapi ternyata para regu pencari tidak membutuhkan waktu yang lama. dalam waktu 30 menit saja mayat Satoru telah ditemukan."
"Siapa yang telah menemukan mayatnya?"
"Satpam kami. Disebelah timur laut hutan ada kolam yang indah. mayatnya ditemukan terapung dikolam itu. kami segera menghubungi polisi dan saya juga menelpon orang tua satoru. Lokasi kejadian di selidiki dengan teliti. Mayat juga di otopsi dari hasil pemeriksaan itu polisi menyatakan bahwa itu murnu kecelakaan tenggelam biasa."
"Apa ada kemungkinan dia bunuh diri?"
"Kami tidak menemukan surat yang mungkin pesan terakhir Satoru. Lagi pula saya rasa tidak ada yang menyebabkan anak itu bunuh diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa kajadian itu hanyalah kecelakaan semata."
"Pada tanggal 10 Agustus itu ada berapa siswa yang tinggal di asrama."
"Tidak ada catatan nama-nama siswa yang tinggal di asrama pada hari itu."
"Apa ada semacam daftar nama siswa yang keluar libur / pulang kampung?"
"Biasanya tidak ada, hal itu sulit di lakukan karena jumlah siswa sangat banyak."
"Tapi apa anda masih ingat nama-nama siswa yang ada pada saat itu.?
"Saya ingat ada sekitar 4 / 5 orang siswa yang ada di asrama Shion tapi tidak begitu ingat nama-namanya."
"MungkinHagiwara-san pengawas asrama Shion ingat?"
"Hagiwara-san pasti masih ingat siapa saja siswa yang tingggal di asrama pada waktu itu tapi sayang beliau telah meninggal 3 tahun yang lalu akibat kanker. Mungkin Shinozaki-san bisa cerita banyak tentang kajadian itu. Dia wali kelas Satoru pada saat itu. tapi dia mengundurkan diri sekitar setahun setelah kejadian itu."
"Jika masih ada daftar nama teman-teman Satoru bolehkan kami meminjamnya."
"Tunggu sebentar. saya akan mencarinya dulu."
Perhatian kami tertuju pada Yuka. Sepertinya dia sedang berpikir.
"Siswa seperti apakah Satoru itu?"tanya Yuka.
Mendengar pertanyaan itu untuk sesaat Akiyama-san bingung.
"Dia adalah seorang murid yng patuh... saya masih ingat hinggga sekarang saat sedang mengurus prosedure untuk masuk ke sekolahini, satoru diantar orangtuanya untuk bertemu denga saya. Wajahnya sedih dan dia menundukterus. Saya pikir mungkin dia akan menangis karena tegang saat pertama masuk sekolah. Ada berbagai macam perasaan meliputu para siswa baru. Entah kenapa saya masih ingat denga ekpresi wajah Satoru."
"Saya merasa musim panas saat itu adalah musim panas yang aneh. Sebulan sebelum kejadian itu ada juga murid yang meninggal. ada kesan seolah olah musim panas saat itu telah menimbulkan aroma kematian di sekolah ini. Saat itu saya tidak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan berita kematian Satoru kepada orangtuanya. Kalian dapat melihat gedung yang di sana itu? Itu adalah perpustakaan sedangkan banguan merah bata itu adalah asrama Shion. Ada jalan setapak diantara kedua bagunan itu menuju kolam hutan, Kolam itu teletak di dalam hutan."Kata Akiyama-san.
Tentu saja kolam itu tidak tampak dari sini karena telah ditimbun.
Beberapa saat kemudian kamiminta diri, ketika kami malangkah menuju pintu. tiba-tiba Akiyama-san berkata"Jika ada perkembangan yang baru, tolong beritahu saya."ucapnya.
"Pasti kami akan memberitahu anda." Jawab Keijiro.

***
Note:
Capeekkk menulis a... padahal masih panjang ni cerita...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar